https://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/issue/feedJurnal Riset Mahasiswa2024-05-06T04:21:10+00:00Siti Khotimahjurima@stieww.ac.idOpen Journal Systems<div class="current_issue_title"><a class="cover" href="https://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/"><img src="https://jurnal.stieww.ac.id/public_jurnal_ww/journals/7/cover_issue_62_en_US.jpg" alt=" View Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Riset Mahasiswa " width="357" height="505" /></a></div> <p>ISSN 3026-0469</p>https://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/967PENINGKATAN KEDISIPLINAN MASYARAKAT DALAM BERLALU LINTAS PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH HUKUM POLRES MAGELANG2024-05-06T03:31:28+00:00Agris Rusenojrima@stieww.ac.idJazuli Akhmadjrima@stieww.ac.id<p><em>Traffic violations committed by motorists while on the road show no traffic discipline. This can cause accidents that are detrimental to motorists on vehicles or goods owned by violators or victims, resulting in serious injury and even death to violators or other road users who are victims of accidents, so research is needed with the aim of identifying the factors that cause low levels of discipline. the community in traffic during the covid 19 pandemic in the Magelang Police jurisdiction, to evaluate these factors causing the low level of community discipline in traffic during the covid 19 pandemic in the Magelang Police jurisdiction, and to formulate efforts to increase community discipline in traffic during the Covid-19 Pandemic in the Magelang Police Legal Area.</em><em> This research uses qualitative research. The research subjects in this study were 3 members of the National Police at the Magelang Police, while the object of the research was increasing community discipline in traffic during the Covid-19 Pandemic in the Magelang Police Legal Area. In this study using qualitative methods, then using non-statistical data, with the Miles and Huberman method.</em><em> As a result, the factors that caused the low level of community discipline in traffic during the COVID-19 pandemic in the jurisdiction of the Magelang Police were human factors, psychological factors, vehicle factors, and road environmental factors. Therefore, community discipline in traffic during the Covid-19 Pandemic in the Magelang Police Legal Area continues to be improved with various efforts such as (1) Pre-emptive actions with Traffic education activities (DIKMAS then), Troops Holds Troops and Safety Driving; (2) Preventive actions with Health Protocol Education activities and Distributing Free Masks, Temple Sympathetic Operations and Temple Obedience Operations; (3) Repressive measures to reduce the violation, the Magelang Police carried out several law enforcement actions, including verbal warnings, ticketing and the Gemas Gemilang E-reprimand application. The causes of community discipline in traffic during the Covid-19 Pandemic in the Magelang Police Legal Area still need to be improved due to lack of understanding of traffic regulations, readiness of self and vehicles used, responsibility for the safety of self and others, prudence and vigilance, the space for activities is limited due to the Covid 19 pandemic, temple-compliant operations which should also be able to overcome violations of the Traffic and Road Transport Law, efforts made to increase community discipline in traffic during the Covid-19 Pandemic in the Magelang Police Legal Area by education and socialization, intensifying the implementation of the Temple Obedient Operation but still complying with health protocols, there is a need for creativity in the use of technology, for example social media.</em></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Agris Ruseno, Jazuli Akhmadhttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/968OPTIMALISASI KINERJA PERANGKAT DESA DI DESA SEBORO KECAMATAN SADANG KABUPATEN KEBUMEN2024-05-06T03:33:44+00:00Bilaludin Bilaludinjrima@stieww.ac.idMuhammad Mathorijrima@stieww.ac.id<p>Pemerintah Desa adalah Aparatur Pemerintah Desa, yang terdiri dari Kepala Desa dengan dibantu oleh sekertaris desa, Badan Pemerintah Desa, Pelaksana Teknis Desa. Sumber daya manusia seperti Kepala Desa, Sekertaris desa, perangkat desa lainnya merupakan komponen yang sangat esensial dalam mewujudkan tujuan pemerintah daerah. (Subadri, 2018: 15). Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Kinerja Perangkat Desa dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan Perangkat Desa yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Dwiyanto (2006:50-51), menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik.</p> <p>Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara berlangsung. Informan adalah orang yang bisa memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moeleong, 2009 : 90) Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya dari sumber yang sebenarnya bertujuan untuk mengetahui kinerja Perangkat Desa di desa Seboro kecamatan Sadang Kabupaten Kebumen. Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrumen pengumpulan data, observasi, wawancara, dokumen pribadi dan resmi, foto, rekaman, gambar, dan percakapan informal semua merupakan sumber data kualitatif. Sumber yang paling umum digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumen (Emzir, 2011;45).</p> <p>Perangkat Desa Seboro dalam melaksanakan kinerjanya bertujuan untuk membentuk penglihatan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu tentang kinerja aparat pemerintah desa dalam rangka otonomi desa. Kinerja Perangkat Desa terutama dalam kedisiplinan waktu kerja belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari Parangkat Desa yang sering terlambat untuk datang ke kantor desa. Semangat kerja yang dimiliki Parangkat Desa dan dalam menyelesaikan tugas kuang cukup baik. Penyelesaian tugas yang dikerjakan secara mandiri akan kurang baik, kurang mudah dan lamban dalam menyelesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Keadaan tersebut menjadikan suasana yang kurang nyaman dalam bekerja serta kurang menumbuhkan semangat kerja yang baik bagi seluruh Parangkat Desa Seboro Kecamatan sadang Kabupaten Kebumen. Kepemimpinan, pendidikan dan pengalaman kerja perangkat desa menjadi pendukung terhadap kinerja perangkat desa. Kepemimpinan Kepala Desa sangat menentukan terhadap kinerja perangkat desa. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan kinerja perangkat desa, dapat diartikan bahwa secara garis besar serta kenyataannya bahwa kepemimpinan juga menentukan baik buruknya kinerja perangkat desa. Pendidikan perangkat desa sangat mementukan serta mempengaruhi terhadap kinerja Perangkat Desa di Desa Seboro Kecamatan Sadang Kabupaten Kebumen.</p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Bilaludin, Muhammad Mathorihttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/969ANALISIS KINERJA PEGAWAI BALAI KONSERVASI BOROBUDUR2024-05-06T03:36:34+00:00Dwi Wahyantojrima@stieww.ac.idSuci Utami Wikaningtyasjrima@stieww.ac.id<p><em>The success of an organization cannot be separated from the quality of an employee's performance. Government Regulation No. 30 of 2019 concerning Civil Servant Performance Assessment states that government employees are required to achieve Employee Performance Targets (SKP). Government employees performance assessment aims to ensure the objectivity of government employees coaching which is based on an achievement system and a career system. The purpose of this study was to analyze the performance of the staff of the Borobudur Conservation Office</em><em>. This study used a qualitative descriptive approach, comparative qualitative and qualitative formulative. The research was conducted at the Borobudur Conservation Office in March 2021. Data was collected through in-depth interviews and documentation studies. Data analysis method used in this research was inductive using phenomenological procedures.</em><em> The performance of Borobudur Conservation Office employees is still not good due</em><em> to a lack of human resources, poor management of human resources, leadership factors, lack of coordination, lack of trust among employees, delays in carrying out tasks, and lack of integrity or awareness of duties.</em></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Dwi Wahyanto, Suci Utami Wikaningtyashttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/970PENINGKATAN NETRALITAS PEJABAT BIROKRASI ASN (APARATUR SIPIL NEGARA) DI KABUPATEN MAGELANG2024-05-06T03:38:59+00:00Endro Yuwonojrima@stieww.ac.idMeidi Syaflanjrima@stieww.ac.id<p><em>This study aims to see officials in Magelang Regency carry out Bureaucratic Neutrality Improvement by using qualitative research types. Research is carried out on community leaders, DPRD members, ASN, and officials in the Magelang Regency government environment. This study resulted in several findings why ASN is not neutral and does not comply with existing laws or regulations, several violations and efforts to increase ASN Neutrality so that this research can be a reference, useful and beneficial for future researchers and for the Magelang Regency government. From some of these findings it can be concluded that political officials who are elected in the elections directly become regional heads of regents and deputy regents, there has been a fundamental and phenomenal change in the regional government system in Indonesia which is marked by the rolling of the regional head election mechanism (Pilkada). direct since 2005. This direct election is a mandate from reform. The public's demand to carry out direct elections is due to the fact that the election of regional heads through representatives was previously considered undemocratic because only dozens of DPRD members were elected. Actually the election of a regional head in a direct election will get influential leadership because it is elected by the people directly, only this is not as expected because what happens is that the elected regional head or regent in Magelang Regency is carried by Paruai which is expected because what happened was elected being a regional head or regent in Magelang Regency is carried out by a political party so that the tendency to be neutral is felt to be lacking because with his power as the regent's supervisory officer, he has the power to choose, appoint and dismiss bureaucratic officials who are disloyal and oppose the policies that have been declared by the regent.</em></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Endro Yuwono, Meidi Syaflanhttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/971ANALISIS INVESTASI PENGADAAN ALAT GAMMA CAMERA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA2024-05-06T03:41:48+00:00Heru Satria Gamajrima@stieww.ac.idWahyu Purwantojrima@stieww.ac.idPrafidhya Dwi Yuliantojrima@stieww.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi alat <em>gamma camera</em> dari aspek finansial dan regulasi pemerintah. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan deskripftif kuantitatif dengan studi kasus menganalisis dari aspek finansial dan regulasi pemerintah yang ada. Menganalisis kelayakan investasi dengan menggunakan perhitungan atas <em>Net Present Value</em> (NPV<em>), Internal Rate of Return</em> (IRR) dan <em>Payback Period</em> (PP). Dan menganalisa dari aspek regulasi yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 008/MENKES/SK/I/2009 tentang standarisasi pelayanan Kedokteran Nuklir. Hasil penelitian menunjukan bahwa investasi alat gamma camera layak untuk dilaksanakan dengan dasar perhitungan NPV sebesar Rp. 97.343.583.882,-, positif : NPV > 0, IRR hasil PV keuntungan dengan faktor diskonto 8% diperoleh total PV sebesar Rp. 97.343.583.882,-, <em>Payback Period</em> (PP) pengembalian modal terjadi di tahun ke 6 dari umur ekonomis alat <em>gamma camera</em> yaitu 10 tahun. Berdasarkan analisa regulasi pemerintah dan hasil audit Inspektorat Jenderal Kementerian RI, rumah sakit wajib melakukan standarisasi pelayanan Kedokteran Nuklir dengan melakukan evaluasi kebutuhan alat <em>gamma camera</em> secara menyeluruh. Dan membentuk tim teknis dalam melakukan analisis pengadaan alat <em>gamma camera</em>.</p> <p><em>This study aims to analyze the feasibility of investing in gamma camera tools from financial and government regulatory aspects. The research method used is quantitative descriptive approach with case studies analyzing the financial aspects and existing government regulations. Analyze investment feasibility by using calculations of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period (PP). And analyze the regulatory aspects of the Minister of Health Regulation No. 008 / MENKES / SK / I / 2009 about the standardization of Nuclear Medicine services.</em><em> The results showed that the investment in gamma camera equipment was feasible to be carried out on the basis of an NPV calculation of Rp. 97,343,583,882, - positive: NPV> 0, IRR yield of PV gains with a factor of 8% discount obtained total PV of Rp. 97,343,583,882, Payback Period (PP) The return of capital occurs in the 6th year of the economic age of a gamma camera device that is 10 years.</em><em> Based on an analysis of government regulations and the results of the Inspectorate General's audit of the Ministry of Health RI, hospitals are required to standardize Nuclear Medicine services by evaluating the overall need for gamma camera devices. And formed a technical team in analyzing the procurement of gamma camera equipment.</em></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Heru Satria Gama, Wahyu Purwanto, Prafidhya Dwi Yuliantohttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/972EVALUASI KETIDAKSESUAIAN PENEMPATAN PEGAWAI DALAM JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA2024-05-06T03:43:52+00:00Jatu Rahmawatijrima@stieww.ac.idDwi Novitasarijrima@stieww.ac.id<p><em>This study was conducted to evaluate the discrepancy in the placement of employees in structural positions as well as to provide solutions to the factors causing the gap in the placement of structural positions.</em></p> <p><em>The main problems that are used as the focus of this research are: (1) The factors causing the incompatibility of structural position placement in the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights of the Special Region of Yogyakarta. (2) Knowing how to deal with inconsistencies in the placement of structural positions in the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights of the Special Region of Yogyakarta. The research method is descriptive-qualitative. Data was collected by means of observation, interviews, and documentation. The informen in this study were 10 (ten) structural echelon IV officials at the Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights, Yogyakarta Special Region. Data analysis used qualitative analysis with reference to interview results and relevant secondary data support by mentioning the original source. The results showed that the implementation of the placement of employees in structural positions has not gone well. It can be seen that there are still positions that have not carried out education and training. The Regional Office of the Ministry of Law and Human Rights of the Special Region of Yogyakarta must prepare cadres or candidates for structural officials as an effort so that later there will be no gaps / incompatibility of positions.</em></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jatu Rahmawati, Dwi Novitasarihttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/973UPAYA PENINGKATAN CAPAIAN KINERJA FISIK PEMERINTAH KABUPAEN MAGELANG TAHUN 20202024-05-06T04:10:17+00:00Joko Wahyudijrima@stieww.ac.idNur Widiastutijrima@stieww.ac.id<p><em>This research was carried out in the Development Administration Section of the Regional Secretariat of Magelang Regency by taking the object of the physical realization of the Magelang Regency Government which was supervised by 60 Regional Apparatus and Sections. This study aims to determine the physical achievements of the Magelang Regency Government that have not been optimal and find solutions to solve them. This study uses a qualitative descriptive method with the analyzed data consisting of primary data in the form of answers to observations and interviews and secondary data in the form of the Strategic Plan for Development Administration of the Regional Secretariat of Magelang Regency. The results of this study can be seen the causes of the non-optimal physical achievements of the Magelang Regency Government in 2020th, namely human resources in making a planning system for activities and inadequate infrastructure, changes in regulations, and external factors from the Regional Apparatus Work Unit such as failed auctions.</em></p> <p><em>To improve the physical achievements of the Magelang Regency Government in 2020th, it is necessary to increase the capacity of human resources, improve facilities and infrastructure, make policies that support the process of accelerating activities, supervise SKPD with low physical performance, and SKPD to carry out internal control and routine coordination. with related parties</em></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Joko Wahyudi, Nur Widiastutihttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/974PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING2024-05-06T04:12:43+00:00Putri Rizki Amaliajrima@stieww.ac.idUswatun Chasanahjrima@stieww.ac.id<p class="Isi"><span lang="EN-ID">Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan aplikasi SmartPLS diperoleh hasil: (1) Hasil analisis model struktural menunjukan pengaruh iklim organisasi pada motivasi kerja tidak signifikan (tstat = 0.443, p-value = 0,658). (2) Hasil analisis model struktural menunjukan pengaruh iklim organisasi pada loyalitas tidak signifikan (tstat = 1.325, p-value = 0,186). (3) Hasil analisis model struktural menunjukan pengaruh gaya kepemimpinan pada motivasi kerja tidak signifikan (tstat = 1.322, p-value = 0,187). (4) Hasil analisis model struktural menunjukan pengaruh gaya kepemimpinan pada loyalitas tidak signifikan (tstat = 0.071, p-value = 0,934). (5) Hasil analisis model struktural menunjukan pengaruh motivasi pada loyalitas signifikan (tstat = 10.353, p-value = 0). (6) Hasil analisis model struktural menunjukan motivasi kerja tidak memediasi pengaruh iklim organisasi pada loyalitas karyawan (tstat = 0.441, p-value = 0,659). (7) Hasil analisis model struktural menunjukan motivasi kerja tidak memediasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap loyalitas karyawan (tstat = 1,306, p-value = 0,192).</span></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Putri Rizki Amalia, Uswatun Chasanahhttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/975ANALISIS EFISIENSI EFEKTIFITAS DAN KEMANDIRIAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH STUDI KASUS DI PEMERINTAH KOTA MAGELANG 2024-05-06T04:16:13+00:00Rendi Yuliantorojrima@stieww.ac.idPriyastiwi Priyastiwijrima@stieww.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana tingkat efisiensi, efektivitas dan kemandirian keuangan daerah Kota Magelang. Data yang digunakan adalah data Primer yaitu data Laporan Realiasi Anggaran Kota Magelang periode anggaran 2017-2022. Untuk menghitung tingkat efisiensi, efektivitas dan kemandirian keuangan daerah Kota Magelang teknik analisis yang digunakan adalah dengan menghitung Rasio Efisiensi, Rasio Efektivitas dan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah serta faktor-faktor yang menghambat dan upaya yang di lakukan untuk meningkatkannya. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa Secara keseluruhan, rata-rata nilai rasio efektivitas keuangan daerah Kota Magelang periode tahun 2017-2022 mencapai tingkat yang sangat efektif. Hal ini berarti pemerintah daerah Kota Magelang telah berhasil dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari target yang diperkirakan sebelumnya sehingga potensi PAD yang ada dapat dimaksimalkan oleh pemerintah daerah untuk menunjang pembangunan di Magelang. Sementara itu, tingkat efisiensi keuangan daerah Kota Magelang selama periode 2017-2022 rata-rata berada pada tingkat kurang efisien dan tidak efisien. Pola perkembangan tingkat kemandirian pengelolaan keuangan daerah di Kota Magelang selama tahun 2017-2022 cenderung meningkat, dari hasil analisis Kemandiran menunjukkan bahwa perhitungan dengan menggunakan formulasi tingkat kemandirian pengelolaan keuangan Kota Magelang tahun 2017 sampai 2021 rata-rata sebesar 42,12% per tahun. Upaya peningkatan rasio kemandirian pengelolaan keuangan daerah di Kota Magelang dengan penerapan dan penggunaan digitalisasi peta melalui <em>one map policy</em>, pemasangan <em>Tapping box</em>, dan penegakan <em>law enforcement</em> berupa denda pajak bagi wajib pajak yang menunggak.<strong> </strong></p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Rendi Yuliantoro, Priyastiwihttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/976PENGARUH PENEMPATAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DISPARPORA KABUPATEN MAGELANG2024-05-06T04:18:45+00:00Tabita Widyawatijrima@stieww.ac.idMuhammad Awal Satrio Nugrohojrima@stieww.ac.id<p>Penelitian ini menggunakan pendekatan teknis analisis kuantitatif dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 48 orang dan diuji dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan penempatan pegawai (X<sub>1</sub>) terhadap kinerja pegawai Disparpora Kab Magelang, dengan koefisien sebesar 0,126. Dari Uji t diperoleh bahwa t<sub>hitung</sub> = 2,654 > t<sub>tabel</sub> = 2,01537 maka H<sub>o</sub> ditolak dan H<sub>a</sub> diterima, (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan tingkat pendidikan (X<sub>2</sub>) terhadap kinerja pegawai Disparpora Kab Magelang, dengan koefisien sebesar 0,395. Dari uji t diperoleh bahwa t<sub>hitung</sub> = 4,911 > t<sub>tabel</sub> = 2,01537 maka H<sub>o</sub> ditolak dan H<sub>a</sub> diterima, (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi (X<sub>3</sub>) terhadap kinerja pegawai Disparpora Kab Magelang, dengan koefisien sebesar 0,406. Dari Uji t diperoleh bahwa t<sub>hitung</sub> = 4,490 > t<sub>tabel</sub> = 2,01537, maka H<sub>o</sub> ditolak dan H<sub>a</sub> diterima<strong>. </strong>Dari pengujian juga diperoleh bahwa F <sub>hitung</sub> = 123,769> F<sub>tabel</sub> = 2,81 maka H<sub>0 </sub>ditolak dan H<sub>a</sub> diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel penempatan pegawai (X<sub>1</sub>), tingkat pendidikan (X<sub>2</sub>), motivasi (X<sub>3</sub>), terhadap kinerja pegawai Disparpora Kab Magelang (Y).</p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Tabita Widyawati, Muhammad Awal Satrio Nugrohohttps://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jurima/article/view/977PENGARUH KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SERTA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BAPAS KELAS I YOGYAKARTA2024-05-06T04:21:10+00:00Tri Handoyojrima@stieww.ac.idSyeh Asseryjrima@stieww.ac.id<p>Kinerja yang baik tidak terlepas dari beberapa faktor diantaranya adalah Kompensasi. Komitmen pegawai dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kompensasi, Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi Tehadap Kinerja Pegawai Bapas Kelas I Yogyakarta baik secara parsial maupun simultan. Metode menggunakan kuesioner yang dilaksanakan di Bapas Kelas I Yogyakarta dengan populasi sebanyak 81 orang dan diambil sebagai sampel sebanyak 67 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukan Kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja Pegawai Bapas Kelas I Yogyakarta.. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja Bapas Kelas I Yogyakarta.. Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja Pegawai Bapas Kelas I Yogyakarta. Kompensasi, kepemimpinan dan komitmen organisasi secara bersama- sama berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja Pegawai Bapas Kelas I Yogyakarta. Hasil penelitian ini dengan analisis regresi diperoleh persamaan Y = 1,341 + 0,413X1 + 0,307X2 + 0,420X3. Hasil pengujian secara parsial simultan diperoleh hasil f-hitung (160,981) > f-tabel (2,75) sehingga terdapat pengaruh positif antara Kompensasi, Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan secara simultan terhadap kinerja. Kompensasi, kepemimpinan dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja Pegawai Bapas Kelas I Yogyakarta.</p>2024-02-05T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Tri Handoyo, Syeh Assery